Contact Information
Lokasi
Unnamed Road, Campur Darat, Jawa Timur 66272, Indonesia
Kode Stasiun
CPT
Klasifikasi
Lintas Cabang
Lokasi
Detailed Information

Jalur kereta api Tulungagung–Tugu adalah salah jalur kereta api nonaktif di Indonesia yang menghubungkan Stasiun Tulungagung dengan Stasiun Tugu (Trenggalek) sepanjang kurang lebih 39 Km dan terletak di area Daerah Operasi VII Madiun. Jalur ini dibangun oleh Staatsspoorwegen dan diresmikan pada tanggal yang berbeda, untuk segmen Tulungagung–Campurdarat sepanjang 14 Km diresmikan pada tanggal 15 Juli 1921, sementara segmen Campurdarat–Tugu sepanjang 25 Km diresmikan pada tanggal 1 Juli 1922. Berdasarkan surat SS No. 3639 tertanggal 8 Maret 1902, diwacanakan akan dibangun jalur kereta dari Stasiun Jetis menuju Stasiun Tugu (Trenggalek) menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Slahung dengan jalur kereta api Tulungagung–Tugu, serta dari Stasiun Badegan menuju Stasiun Baturetno menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Badegan dengan jalur kereta api Purwosari–Baturetno yang ditujukan untuk mendukung jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa dengan rute Yogyakarta–Wonogiri–Ponorogo–Trenggalek–Tulungagung. Pada 25 April 1930, koran “De Indische Courant” mengabarkan bahwa SS berencana membuka perhentian baru di lintas ini yang kelak bernama Stopplaats Bandoengpasser pada km 21+300 pada 1 Mei 1930.[3] Dalam Buku Jarak penerbitan Mei 2004, nama perhentian ini disesuaikan dengan ejaan yang berlaku sehingga ditulis sebagai Bandungpasar, tetapi letak km-nya ditulis km 21+285 atau 15 meter lebih awal dari pernyataan koran, sehingga terdapat dualisme letak km-nya.

Jalur ini secara resmi ditutup oleh SS per 1 November 1932 karena opgebroken (dicabut) dikarenakan faktor resesi ekonomi global dekade 1930-an dan faktor terus meruginya lintas ini juga menjadi penyebab ditutupnya.[4][5][6] Relnya sendiri (Segmen Campurdarat–Tugu) telah dicabut Jepang pada tahun 1943. Sedangkan gundukan tanahnya (railbed) telah dikeruk untuk meninggikan jalan raya Campurdarat–Bandung. Karena jalan raya Campurdarat–Bandung memiliki peran penting untuk mobilitas rakyat dan tentara di era perang revolusi dan satu-satunya jalan yang tidak tergenang dari awal tahun 1900-an hingga 1960. Sementara segmen Tulungagung–Campurdarat sempat dibuka kembali oleh Djawatan Kereta Api Indonesia dan aktif hingga masa Perusahaan Negara Kereta Api sebagai angkutan gamping dan gula PG Mojopanggung, serta beberapa segmen jalur yang telah dibongkar oleh Jepang sempat dibangun kembali oleh pihak pabrik gula sebagai jalur lori perkebunan. Namun dikarenakan jalur ini ditutup sebelum era kemerdekaan serta dianggap sebagai jalur lori pabrik gula, jalur ini tidak dianggap dan tidak dipatoki sebagai aset PT KAI, meskipun tercatat dalam buku Jarak antar Stasiun. Hanya meninggalkan bekas-bekas railbed dan fondasi jembatan yang masih kokoh.




stasiun lainnya



Kategori lainnya