Stasiun Babat (BBT) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Babat, Babat, Lamongan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya dan merupakan stasiun KA yang lokasinya paling barat di Kabupaten Lamongan. Walaupun bangunan stasiun ini lebih besar daripada Stasiun Lamongan, kereta api yang melintas lebih banyak yang berhenti di Lamongan.
Generasi pertama
Pada 1 September 1897, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api baru. Jalur ini akan menghubungan Stasiun Gundih yang sudah ada sebelumnya dengan calon stasiun baru NIS di Surabaya (kini Stasiun Pasarturi). Dengan berbekal konsesi tersebut, NIS mulai membangun jalurnya dengan sepur sempit 1.067 mm. Mengingat terbatasnya dana dan biaya, semua stasiun dan perhentian yang terletak di lintas tersebut sangat sederhana dan terbuat dari kayu, termasuk Stasiun Babat. Stasiun ini diresmikan berbarengan dengan peresmian lintas Babat–Lamongan pada tanggal 15 Agustus 1900 dan pada 1 Februari 1903, jalur kereta api Gundih–Surabaya telah selesai dibangun.
Pada 12 Januari 1914, koran Algemeen Handelsblad memberitakan bahwa Stasiun Babat generasi pertama akan dirombak guna mendukung kelancaran angkutan barang dan persiapan pembangunan jalur cabang ke Merakurak.
Generasi kedua
Bangunan Stasiun Babat generasi pertama kemudian diperbesar dengan mengganti kanopi kecil dengan kanopi pelana—serupa kanopi di Stasiun Lempuyangan, Stasiun Bojonegoro, dan Stasiun Surabaya Pasarturi—serta mengubah bangunan yang sebelumnya semipermanen menjadi permanen.
Kemungkinan, bangunan stasiun generasi kedua ini mulai dipergunakan pada kisaran tahun 1920-an. Adapun buktinya, yaitu memiliki fisik yang cenderung serupa dengan stasiun-stasiun NIS lainnya yang juga diresmikan pada dekade tahun 1920-an, seperti Stasiun Tuban dan Stasiun Wonogiri. Stasiun-stasiun tersebut memiliki kemiripan di struktur atapnya, bangunan utama, dan adanya kanopi yang menaungi teras depan dan peron sisi. Bangunan Stasiun Babat generasi kedua ini hingga kini masih tetap dipertahankan.